Kamis, 09 Agustus 2012

Cerita Hari itu


Semua seakan pergi pelan-pelan menjauh dariku. Harapan itu hilang ketika kau mengatakan bahwa aku hanya pelarianmu saja. Semula yang kuharapkan kau tahu apa yang kurasakan selama ini sirna terhembus angin malam. Kau seakan menjadikanku sebuah boneka yang kau permainkan dengan sesukamu saja. Aku tahu siapa aku, dimana seharusnya aku berada, tetapi tidakkah kau mengerti kan perasaan yang kurasakan ini. Aku gundah karnamu. 


Waktu itu kau hamper mengatakan bahwa kau suka padaku, tapi aku tidak tahu apakah itu kau tujukan untukku atau untuknya. Kau yang waktu itu selalu mengatakan bahwa kau merindukanku, seakan mengatakan bahwa kau tahu apa yang kurasakan. Tapi itu tidak hanya sekali saja kau katakana, beberapa kali, bukan setiap hari. Kau mengatakannya karena kau tidak bertemu denganku. Asrama yang menjadikan semua seperti ini. Pertemuan setiap hari disini menghilangkan rasa itu, karena saat ini kita sedang berada di rumah masing-masing. Kau tetap dikabupaten yang sama dengan asrama, tetapi aku, aku harus keluar kota berpindah dan melewati beberapa kabupaten yang ada di bali. Jarak yang mendekatkan kita. Jarak jugalah yang memunculkan rasa itu hidup kembali. Makin hari kita makin dekat, seakan ada ikatan yang mengikat kita, tapi ketika malam itu terjadi, semua hilang. Kau hancurkan harap yang selama ini aku harapkan. Ketika malam itu aku Tanya tentangnya kau mengatakan bahwa dia tidak menghiraukan mu dan kamu dekat denganku karena hal itu. Kalimat itu seakan menjadikan bumi ini terpecah menjadi dua. Ketika aku memancingmu dengan kata “kasian dong aku ya”, ku kira kau akan tahu apa yang kurasakan, ternyata tidak, kau hanya menganggapnya sebagai kalimat biasa yang ku ucapkan, mungkin kau menganggapnya bercanda. Sejak saat itu aku sadar dimana posisiku berada. Bukan disana, tetapi disini menunggu tanpa ada harapan pasti. Semenjak saat itu aku memutuskan untuk menjaga jarak denganmu, seakan tak mau menunggu bahwa kita akan bertemu lagi diasrama dan saling membalas senyum. 


Hari-hari terus berlalu begitu pula sara yang mulai hilang. Kita menjadi satu kelas semenjak kita pertama kali bersekolah di sekolah ini. Tepatnya tahun yang lalu. Entah apa yang kau pikirkan, kau beberapa kali seakan memberiku kesempatan untuk masuk ke hatimu lagi. Tapi ketika kau mendengar tentang kedekatanku dengannya, kau mengatakan bahwa aku telah berhasil membodohimu selama ini. Aku berfikir, karma pasti berjalan. Jika dia memang JODOHKU DIA AKAN KEMBALI KE SISIKU LAGI jika tidak dia akan menghilang pelan-pelan. 

Kemarin ketika aku pergi untuk control kulihat kau dengannya, aku telah merelakan mu pergi, tapi tetap saja rasa ini masih ada untukmu. Aku tau aku bukan siapa-siapa mu. Aku tau dimana posisiku, karena semua tingkahmu gerikmu menjawab semua itu, bahwa aku tak pantas untukmu. Kamu berada aku tidak. Kamu memiliki segalanya, semua yang kau inginkan kau bisa memilikinya. Tapi satu hal yang harus kau tahu bahwa aku menyukaimu bukan karena apa-apa tapi karena hatiku yang memilihmu untuk menjadi milikku. Suatu saat kau harus tau perasaan ini. Hal yang tak ku inginkan untuk terjadi kau bersamanya bukan bersamaku. Aku cemburu kau dengannya. 

Suatu saat nanti ditempat ini tuhan pasti menunjukkan siapa yang sepantasnya menjadi milikmu dan milikku. Entah itu kau ataupun orang lain. Aku akan coba merelakanmu pergi bersama, asal kau bahagia disana. 

Jika ku ingat lagi hari dimana kejadian itu terjadi yang mengakibatkan kita semakin jauh, itu semua salahmu, kmu yang mengatakan bahwa ak hanya tempat persinggahanmu saja. Aku ga akan minta maaf atau ngejar kamu sampe kamu yang minta maaf sama aku, karena itu salah mu bukan salah ku, tapi kenapa? Kamu ga pernah ngerasa bersalah, kamu selalu ngerasa benar. 



The end

2 komentar:

  1. great,
    learn to day, lead tomorrow

    BalasHapus
  2. hahha,,, what do you think about this story??
    if you want to read the continue, just read the second story hari itu,, thank you so much my sista :*

    BalasHapus