Semua seakan pergi pelan-pelan
menjauh dariku. Harapan itu hilang ketika kau mengatakan bahwa aku hanya
pelarianmu saja. Semula yang kuharapkan kau tahu apa yang kurasakan selama ini
sirna terhembus angin malam. Kau seakan menjadikanku sebuah boneka yang kau
permainkan dengan sesukamu saja. Aku tahu siapa aku, dimana seharusnya aku
berada, tetapi tidakkah kau mengerti kan perasaan yang kurasakan ini. Aku
gundah karnamu.
Waktu itu kau hamper mengatakan
bahwa kau suka padaku, tapi aku tidak tahu apakah itu kau tujukan untukku atau
untuknya. Kau yang waktu itu selalu mengatakan bahwa kau merindukanku, seakan
mengatakan bahwa kau tahu apa yang kurasakan. Tapi itu tidak hanya sekali saja
kau katakana, beberapa kali, bukan setiap hari. Kau mengatakannya karena kau
tidak bertemu denganku. Asrama yang menjadikan semua seperti ini. Pertemuan
setiap hari disini menghilangkan rasa itu, karena saat ini kita sedang berada
di rumah masing-masing. Kau tetap dikabupaten yang sama dengan asrama, tetapi
aku, aku harus keluar kota berpindah dan melewati beberapa kabupaten yang ada
di bali. Jarak yang mendekatkan kita. Jarak jugalah yang memunculkan rasa itu
hidup kembali. Makin hari kita makin dekat, seakan ada ikatan yang mengikat
kita, tapi ketika malam itu terjadi, semua hilang. Kau hancurkan harap yang
selama ini aku harapkan. Ketika malam itu aku Tanya tentangnya kau mengatakan
bahwa dia tidak menghiraukan mu dan kamu dekat denganku karena hal itu. Kalimat
itu seakan menjadikan bumi ini terpecah menjadi dua. Ketika aku memancingmu
dengan kata “kasian dong aku ya”, ku kira kau akan tahu apa yang kurasakan,
ternyata tidak, kau hanya menganggapnya sebagai kalimat biasa yang ku ucapkan,
mungkin kau menganggapnya bercanda. Sejak saat itu aku sadar dimana posisiku
berada. Bukan disana, tetapi disini menunggu tanpa ada harapan pasti. Semenjak
saat itu aku memutuskan untuk menjaga jarak denganmu, seakan tak mau menunggu
bahwa kita akan bertemu lagi diasrama dan saling membalas senyum.
Hari-hari terus berlalu begitu pula
sara yang mulai hilang. Kita menjadi satu kelas semenjak kita pertama kali
bersekolah di sekolah ini. Tepatnya tahun yang lalu. Entah apa yang kau
pikirkan, kau beberapa kali seakan memberiku kesempatan untuk masuk ke hatimu
lagi. Tapi ketika kau mendengar tentang kedekatanku dengannya, kau mengatakan
bahwa aku telah berhasil membodohimu selama ini. Aku berfikir, karma pasti
berjalan. Jika dia memang JODOHKU DIA AKAN KEMBALI KE SISIKU LAGI jika tidak
dia akan menghilang pelan-pelan.
Kemarin ketika aku pergi untuk
control kulihat kau dengannya, aku telah merelakan mu pergi, tapi tetap saja
rasa ini masih ada untukmu. Aku tau aku bukan siapa-siapa mu. Aku tau dimana
posisiku, karena semua tingkahmu gerikmu menjawab semua itu, bahwa aku tak
pantas untukmu. Kamu berada aku tidak. Kamu memiliki segalanya, semua yang kau
inginkan kau bisa memilikinya. Tapi satu hal yang harus kau tahu bahwa aku menyukaimu
bukan karena apa-apa tapi karena hatiku yang memilihmu untuk menjadi milikku.
Suatu saat kau harus tau perasaan ini. Hal yang tak ku inginkan untuk terjadi
kau bersamanya bukan bersamaku. Aku cemburu kau dengannya.
Suatu saat nanti ditempat ini tuhan
pasti menunjukkan siapa yang sepantasnya menjadi milikmu dan milikku. Entah itu
kau ataupun orang lain. Aku akan coba merelakanmu pergi bersama, asal kau
bahagia disana.
Jika ku ingat lagi hari dimana
kejadian itu terjadi yang mengakibatkan kita semakin jauh, itu semua salahmu,
kmu yang mengatakan bahwa ak hanya tempat persinggahanmu saja. Aku ga akan
minta maaf atau ngejar kamu sampe kamu yang minta maaf sama aku, karena itu
salah mu bukan salah ku, tapi kenapa? Kamu ga pernah ngerasa bersalah, kamu
selalu ngerasa benar.
The end
great,
BalasHapuslearn to day, lead tomorrow
hahha,,, what do you think about this story??
BalasHapusif you want to read the continue, just read the second story hari itu,, thank you so much my sista :*