Sejak
munculnya imperialisme di inggris pada masa berkembangnya industri modern, imperialisme
seakan telah merajalela di seluruh Negara di dunia. Imperialisme yang masih
berhubungan dengan kata “imperium” memiliki arti sebuah kerajaan besar dengan
memiliki daerah jajahan yang amat luas. Indonesia sendiri sudah masuk ke rana
negara-negara “imperialis” itu sendiri. Ini bisa terlihat dari Negara yang
telah merdeka sekian lamanya sampai saat ini juga Negara seakan belum mampu
untuk memakmurkan dan mensejahterakan rakyatnya sendiri. Jangankan untuk
melaksanakan tujuan itu, untuk menentukan nasib bangsanya sendiri seakan-akan
jauh dari harapan.
Negara
Indonesia yang telah lama merdeka ini seperti kehilangan sendi-sendi penyokong
Negara mulai dari tatanan kehidupan masyarakat, tatanan politik hingga tatanan
budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini. Ini semua terjadi karena
imperialisme itu sendiri. Imperialisme merupakan politik untuk menguasai(dengan
paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai
imperiumnya. "Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan
kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan cara merebut kekuatan-kekuatan
fital dari sebuah Negara, seperti kekuatan ekonomi, kultur budaya, agama dan
ideologi, asal saja dengan paksaan. Imperium disini tidak perlu berarti suatu
gabungan dari jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa daerah-daerah pengaruh, yang
memiliki tujuan untuk kepentingan diri sendiri.
Kepentingan-kepentingan
imperialisme itu berdasarkan atas tujuan yang mereka miliki, seperti
imperialisme politik. Imperialisme politik merupakan upaya untuk menguasai
seluruh kehidupan politik dari Negara lain. Ketika nasionalisme berkobar,
imperialisme politik bersembunyi dalam bentuk mandate dan protektorat.
Imperialisme ekonomi dalam masa ini menggantikan imperialisme politik karena
sangat sulit dipertahankan. Imperialisme budaya sangat mempengaruhi sebuah
Negara, karena mereka menguasai mentalitas dan jiwa dari sebuah Negara
tersebut. Imperialisme ini sangat sulit untuk diketahui, masuknya unsur-unsur
asing tidak melalui pemaksaan. Imperialisme yang terakhir yaitu imperialisme
militer, si imperialis akan menguasai kedudukan militer dari suatu negara. Ini
dijalankan untuk menjamin keselamatan si imperialis untuk kepentingan agresif
atau ekonomi. Tidak perlu seluruh negara diduduki sebagai jajahan, cukup jika
tempat-tempat yang strategis dari suatu negara berarti menguasai pula seluruh
negara dengan ancaman militer.
Bangsa
Indonesia memiliki potensi yang cukup besar, hampir semua Negara maju berlomba
untuk mendapat keuntungan dari Negara kita. Mulai dari sumber daya alam yang
melimpah dan juga SDM yang ada di Negara ini. Maka tidak heran Negara-negara
imperialis selalu mengawasi kita, entah itu dengan bermuka sahabat yang
tiba-tiba menjadi sosok penolong ketika negra kita mengalami sebuah musibah. Disisi lain, sekarang ini bangsa Indonesia
sangat merasakan yang namanya imperialisme budaya. Seperti halnya banyak masyarakat
Indonesia baik kecil maupun dewasa maniak terhadap negara korea. Tanpa kita
sadari mereka telah mengubah sedikit demi sedikit budaya Indonesia menjadi
budaya korea itu. Mereka seakan-akan terhipnotis akan Negara korea. Budaya
korea itu masuk ke tengah-tengah masyarakat tanpa melalui paksaan sama sekali,
sehingga perkembangannya sangat mudah sekali menyebar hingga ke dalam pelosok
masyarakat sekalipun. Mentalitas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia seakan
tidak kuat untuk menahan godaan yang menyerang dari luar sana. Keadaan ini
menyebabkan jiwa bangsa kita telah terkikis layaknya sebuah batu, dengan kata
lain kita telahmengalami imperialisme kebudayaan. Negara imperialis seakan
menjajah kita, bukan fisik yang dijajah melainkan jiwa bangsa kita yang dijajah
oleh mereka. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat kental yang tidak
dimiliki oleh bangsa lain. Padahal kebudayaan suatu bangsa tercermin dari
mentalitas dan jiwa dari bangsa tersebut.
Negara-negara
imperialis telah mengubah pola dan gaya hidup bangsa kita, mereka mengubah kita
menjadi manusia yang “konsumtif”. Kondisi ini terlihat dengan jelas dengan
maraknya produk asing di dalam negeri. Masyarakat juga berlomba-lomba untuk
mengikuti perkembangan produk asing tersebut tanpa memperhitungkan apakah
mereka membutuhkannya ataupun tidak. Tindakan ini pada daarnya sangat merugikan
bagi bangsa kita sendiri, masyarakat mulai meninggalkan produk dalam negari
dengan anggapan produk dalam negeri tidak memiliki kualitas seperti produk
asing dan enggan untuk membanggakan produk dalam negeri.
Keadaan
ini terlihat dengan jelas jika kita melihat peran pemerintah yang seharusnya
menjadi benteng awal dalam usaha untuk mencegah masuknya Negara-negara
imperialis ke Negara kita. Kenyataannya peran serta fungsi tersebut tidak
berjalan dengan baik, ini terlihat dari diperparahnya kebijakan-kebijakan
pemerintah yang tak pernah berpihak kepada masyarakat, yang seakan-akan
pemerintah telah terhipnotis oleh kaum imperialis modern itu. Para pendiri
bangsa yang menginginkan makna dari kemerdekaan bangsa ini tidak jelas ujungnya
kemana, seakan-akan kata meredeka yang telah bertahun-tahun kita kumandangkan
seakan hanya menjadi sebuah dongeng tidur.
The end.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar